Zaman yang semakin progesif, membawa perubahan dan dampak yang sungguh signifikan dalam kehidupan manusia. Tak dapat dipungkiri, kemajuan IPTEK yang semakin canggih mampu menjadi “daya penggoda” bagi sebagian individu untuk berlaga serta bersaing dengan liyan dalam melakukan upaya-upaya yang bersifat inovatif-kreatif untuk membantu kehidupan manusia di kemudian hari.
Sepintas bila mendengar kata Revolusi, alam pikiran kita akan “disambar” dengan penggambaran situasi yang penuh perubahan yang sangat radikal dan fundamen. Setiap aspek kehidupan masyarakat akan “terkena getahnya” serta tak dapat mengelak dari munculnya revolusi yang digaungkan oleh sang inisiator.
Memang perlu adanya kesiapan sikap dalam menghadapi perubahan zaman yang semakin agresif dan yang telah menggerogoti kehidupan manusia. Generasi muda penerus bangsa dianggap layak dan pantas untuk menghadapi arus perubahan zaman serta tantangannya.
Berangkat dari munculnya fenomena Revolusi Industri 4.O yang semakin santer di telinga publik yang masih setia untuk ngelmu(*bahasa Jawa: Menimba Ilmu), memunculkan semangat kuriusitas(baca: rasa keingintahuan) bagi orang-orang yang merasa dirinya masih seperti papan putih (tabula rasa) agar apa yang kelak diperolehnya dapat dituliskan di dalam dirinya.
Menyikapi pergeseran zaman yang semakin progresif, muncullah inisiatif dari seorang figur yang juga adalah Ketua Yayasan Setih Setio Muara Bungo untuk mengadakan kegiatan dialog dengan para akademisi serta generasi muda penerus bangsa untuk siap menghadapi perubahan-perubahan yang fundamen tersebut.
Bak gayung bersambut, ide dan inisiatif demikian disambut antusias oleh banyak dosen dan mahasiswa. Selain disampaikannya ulasan-ulasan yang bersifat ilmiah dan berbasis data, kegiatan dialog ini juga dijadikan kesempatan untuk mempererat hubungan kekeluargaan serta persaudaraan antar pihak dalam naungan Yayasan Setih Setio yang juga menggarisbawahi upaya dan cara meningkatkan kualitas kampus sebagaimana dengan tema dialog yang telah diusung, “MENINGKATKAN KUALITAS KAMPUS DALAM MENGHADAPI REVOLUSI INDUSTRI 4.O”.
Acara yang diadakan selama dua hari (21-22/02) dan yang bertempat di Aula Gedung Pasca Sarjana Kampus STIA SETIH SETIO ini telah banyak membahas hal-hal yang sekiranya dapat menjadi inovasi dan terobosan bagi kemajuan dan perkembangan “Kampus Biru”, baik dari segi mutu pelayanan dan berkenaan dengan kesadaran moralitas. Dengan diadakannya sesi dialog tanya jawab ini diharapkan secara bersama-sama dapat mencari hal-hal yang sekiranya bisa meningkatkan kualitas kampus dari pelbagai bidang.
Pertanyaan, masukan dan saran-saran dari perwakilan mahasiswa/i yang hadir pun dapat ditanggapi dan disambut dengan baik. Salah satu pertanyaan yang dilontarkan oleh Mahasiswa adalah mengapa pengisian KRS secara online bagi mahasiswa/i belum diadakan? Impiannya adalah supaya di kemudian hari, dengan diterapkannya sistem yang dimaksud, dapat memudahkan mahasiswa/i untuk melakukan pengisian KRS secara mudah tanpa perlu datang ke Kampus untuk melakukan pengisian KRS.
Dalam kedatangannya ke kampus STIA, Bapak Ketua Yayasan tidak hadir sendiri, melainkan jajarannya pun juga turut serta hadir dalam acara yang digelar supaya terwujud suasana interaksi dan saling mengenal satu sama lain.
Acara pun dapat berjalan dengan baik dan lancar. Hal ini tentu saja tidak terlepas dari keterlibatan dan kontribusi dari pelbagai pihak, tak terkecuali dari beberapa organisasi kemahasiswaan yang ada di Kampus STIA Setih Setio, seperti BEM, HMPM, KSR-PMI, PSM dan Menwa.
Kiranya dengan diadakannya acara dialog bersama Mahasiswa, Dosen dan Yayasan untuk kali pertama ini dapat menyadarkan dan menggerakan setiap anggotanya untuk siap menjadi agen perubahan dalam pergeseran zaman yang terus bertransformasi dari waktu ke waktu.
Penulis : Paska Riyandi
0 Comments